Panjang Saluran Drainase di Siantar Capai 798 Kilometer, Kondisi Rusak 2,6 Persen
Panjang Saluran Drainase Di Siantar Capai 798 Kilometer Kondisi Rusak 26 Persen
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Imbas curah hujan belakangan, beberapa wilayah di Sumatera Utara (Sumut) dikepung banjir. Puncaknya saat momen Pilkada Serentak 2024. Tercatat 110 TPS bakal menggelar pemungutan suara susulan.
Pada umumnya, penyebab banjir yang paling dominan lantaran buruknya saluran drainase. Drainase sendiri berfungsi sebagai sarana pengendalian air hujan maupun air limbah agar tidak menimbulkan dampak negatif seperti banjir dan pencemaran lingkungan.
Drainase di Kota Pematangsiantar dikelola 2 OPD, yakni Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR). Sampai saat ini, pengerjaan terlihat di sejumlah wilayah Sapangambei Manoktok Hitei.
“Tahun ini tidak ada pekerjaan drainase (oleh dinas kita),” sebut Kadis PKP, Christina Risfani Sidauruk saat dikonfirmasi, Senin (2/12/24).
Baca juga: Rekapitulasi Suara Pilkada Siantar Digelar Besok dengan Pengamanan Ketat
Fani, sapaan akrabnya, menuturkan pihaknya mengelola drainase di tahun 2023 sepanjang 1.893 meter. Jumlah itu turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai panjang 3.980 meter.
Dia merinci, pada tahun 2023, panjang saluran drainase di Kecamatan Siantar Timur sepanjang 145 meter, Utara 163 meter, Marihat 610 meter, Martoba 790 meter, dan Marimbun 184 meter.
Sementara itu, Kabid Pengairan dan Drainase PUTR, Ganda Robinsar Damanik menyampaikan sampai saat ini pihaknya mengelola drainase mencapai 796.481 meter dari 8 kecamatan yang ada di Kota Pematangsiantar.
Dengan rincian, Kecamatan Siantar Barat sepanjang 97.143 meter, Marihat 76.923 meter, Marimbun 85.152 meter, Martoba 135.284, Selatan 45.183 meter, Sitalasari 144.672, Timur 126.496 meter dan Utara sepanjang 85.624 meter.
Baca juga: Jalan Siantar-Parapat Masuk Daerah Rawan Longsor, BPBD Minta Warga Tetap Waspada
“Dengan total panjang mencapai 796.481 meter, kondisi baik 85,3 persen, sedang 12,05 persen dan rusak 2,65 persen,” urai Ganda.